Halaman

Senin, 01 Desember 2014

2 Desember 2014

"Bljr yg rajin ya. Janji? Dan aku bersumpah untk mlakukan sumpah yg akan membuat seluruh catatan pendidikanku kelak terlihat bercahaya :) Demi melihat kebahagiaan keluargaku aku berikrar dlm hati, dia akan selalu menjadi orang yg paling kuhormati setelah orang tuaku, selalu! :)  Menatap siluet tubuhnya yang begitu menenangkan. Menjanjikan masa depan, semenjak detik itu aku berikrar dalam hati bersumpah sungguh² : apapun yg akan dikatakannya, apapun yg diucapkannya akan selalu kuturuti. Apapun itu! :)"
Kata-kata itu dikutip dari novel favorit karangan om Tere,  Daun Yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin. Suka banget sama kata-kata itu.

2Desember2014. Hi, Selamat Hari Kelahiran untuk orang yang paling kuhormati setelah orang tuaku! Trimakasih tlah membuat seluruh catatan pendidikanku terlihat bercahaya.
Semoga selalu diberi kesehatan dan rizky. My Allah bless you :)

Kamis, 14 Agustus 2014

W-I-S-U-D-A !!!!

Kegiatan sore ini masih ga jauh beda sama sore-sore selama liburan di semester ini. Kepo. Ya, kepo kegiatan yang selalu menimbulkan rasa sesak setelahnya. Anyway, I do love it. Muehehe, karena menurut gue kepo is care, eh ganti ah itu udah terlalu mainstream. Jadi kepo itu menguji adrenalin. Gimana keren kan? Gaperlu mahal-mahal beli tiket ke dufan teros naik tornado atau sejenisnya lah...
Ceritanya sore ini mau berkegiatan di pesbuk. Sosmed setriliyun umat. Baru buka beranda dan *PAW! Btw kaget ga? Engga ya? Baiklah. Apa dong itu. Ada yang upload foto pake toga gitu. Captionnya itu kalo ga salah "persiapan wisuda - nyobain toga yeeey" haaaaaaa tibatiba terharu dan bombay. Jangan heran plis. Terharu? Iya yang update itu my choice nya gue dulu. Dulu. Ditanggal 14 Agustus 2010. Eh berarti 4 tahun silam ya? Iyaaaa.
Mau flashback dikit boleh? Ya maklum kodrat jadi cewe yang katanya ahli sejarah ini lg kambuh. Tapi bingung harus cerita dari mana. Rasarasanya gue banyak dosa sama dia. Iya, dia yang ga pernah gue ceritain sebelumnya. Mungkin karna dia ga pernah buat galau dan super baik. Jadi luput dari sorotan masa gitu. Hoam. Maaf. Jujur deh selama ini ngerasa bersalah banget sama makhluk ajaib yang satu ini. Selalu buat kecewa dan cemburu. Maaf. Maaf banget hey! Kalo dibilang sayang, ya sayang. Secara kita deket itu 2taun lebih, lebihnya banyak malah. Selalu jadi malaikat penolong dan pengabul permintaan-permintaan manja gue (dulu). Sekarang? Rasanya kangen pengen ketemu, bukan modus ini tulus. Serius. Kangen aja. Iya cuma sekedar kangen. Kangen semuanyaaana. Inget ga sih kita dulu ngapain aja? Haha ssstt. Rahasia.

Back to the topic. Wisuda. Yakin itu udah mau wisuda? Ahhhhh selama ini gue kemana aja? Padahal dulu kita pernah mimpi ya, iya mimpi untuk tetep sama-sama saling nguatin dimasa-masa sulit. Nah, pas masamasa sulit lo mencapai wisuda gue kemana? Ah udah cukup. Jangan tanya. Gue hilang ditalan bumi. Entahlah. Nyesel? Mungkin. Ko bisa? Ah gatauuu. Terlalu rumit. Om google yang tau apa aja juga mungkin enggan nyariin jawabannya. Oke.
Oke cukup. Selamat menempuh hidup baru. Selamat, selamat, selamaaaaat. Sincerely miss you :')

Selasa, 29 Juli 2014

Let time heal the wound

Happy Eid Mubarak!
Malem takbiran: bombay dan bilang "fix benci" 》 Lebaran pertama: maaf-maafan, ngemil sambil guling-guling dan nonton film india (ritual rutin setiap lebaran) 》 Lebaran kedua: Mampi kerumah aku, lari-larian sampe sempur, ke botani trus jalanjalan dan baca buku ke gramed, pulang kerumah kalian (yes, mereka yang selalu menjadi tokoh dalam setiap postingan) halal bihalal sama mama n papa terus pergi lagi, angin-anginan makan nasi goreng seafood, minum es bansus dan makan duren dipinggir jalan terus cari pempek ke kafe sebrang dan ternyata tutup. Pulang kerumah sambil oleng-oleng (mungkin mabok duren), tidur-tidurang godain jani sama braga. Buat mimpi-mimpi baru, bercanda kaya dulu (yap, dulu. Sebelum perang dunia ke tiga pecah).

Finally, sekarang kita bertiga akur lagi. Aneh, entah kenapa bisa secepat itu mengembalikan rasa yang dulu udah coba di buang jauh-jauh. Tapi itu semua bukan masalah, yang penting kita bisa kumpul bertiga. Entah rasa apa yang terpendam dalam hati kita masing-masing. Sulit untuk menganalogikannya. Cukup untuk dinikmati. ♥

Jumat, 18 Juli 2014

Rasa Baru!

Hai. Aku kembali, yap kembali dengan perasaan yang sama perti dulu. Eh enggaaaaaaa! Kembali dengan perasaan baru. Perasaan yang lebih menyesakan. Sesak? Iya! Entah ini perasaan apa. Sakit. Perasaan baru yang justeru lebih rumit. Dulu sekedar nyaman, rasarasanya rasa itu tlah berkembang menjadi rasa sayang dan rasa takut akan kehilangan. Lagi-lagi hati ini tertekan akan pilihan rasa yang seharusnya ditimbulkan. Salah.
Ya! Ini salah, ternyata 'mereka' benar. Harusnya hati ini lebih peka. Mungkin kini hati sudah menyadari apa rasa yang sesungguhnya yang dikehendakinya. Namun lagi-lagi nasib seorang gadis itu hanya menunggu dengan menerkanerka apa arti dari kejadian itu tanpa sedikitpun keberanian untuk menanyakannya.  :'(

Sabtu, 15 Februari 2014

Diantara Waktu Luang *Ujarnya


          Entah dari mana mulainya bisa ketemu orang-orang keren (menurutsaya) kaya mereka. Salah satunya seseorang yang mengakui dirinya sebagai “Senior Alay”  dengan argumennya “Anak alay kalo ketemu gue mereka pada salim—senior”  dan kamipun meng-ia-kan-nya *kemudiansalim* *Loh? Okecukup. Kalo dibahas dari awal bisa bulan depan selesainya.

Kebiasaan kepo ternyata ga selalu berdampak buruk pada hati loh, salah satunya ini. *taraaa* nemu link diantarawaktuluang.wordpress.com *kemudianmengunjungi* dan *Pow! “Silahkan masuk, duduk, dan nikmati suguhan sederhana diantar waktu luangmu” kebetulan lagi ada waktu luang saya pun duduk manis menyentuh layar handpone sambil memfokuskan mata untuk menikmati suguhan yang tersedia. Postingan pertama yang saya nikmati berjudul “Televisi dan Pembodohan” ah sangat menarik, saking menikmatinya entah saya sudah menyantap berapa porsi postingannya, beruntungannya postingan ini di suguhkan secara gratis, andaikan bertarif? Ah mungkin uang jajan saya sudah habis dibuatnya. Hehe

Sampai saat ini ada salah satu postingan yang sangat saya favoritkan, judulnya “Jangan Pikirkan Gajah!” isinya seperti ini: (semoga senior alay yang satu ini berbaik hati memberikan izin untuk me-repost postingannya. *izin? Belom, masih ngumpulin keberanian untuk bilangnya xD)

“May 14, 2012 by gulisworld

Apa yang kalian pikirkan jika ada orang yang berkata “jangan pikirkan gajah”?

Ya, otomatis pikiran kita justru akan memikirkan gajah. Begitu juga dengan saya. Saat ini banyak orang yang meminta saya untuk tidak memikirkan gajah, bahkan diri saya sendiri pun memerintahkan untuk tidak memikirkan gajah. Tapi si gajah ini memang nakal rupanya. Semakin saya tidak ingin memikirkannya, dia justru semakin jelas datang dalam pikiran saya. Bahkan alam bawah sadar saya. Lalu tanpa dosa dia masuk ke mimpi saya.

Tadi malam saya bermimpi tentang si gajah. Iya, gajah yang itu. Gajah yang tidak seharusnya saya pikirkan. Tapi saya malah memimpikannya dengan sangat jelas dan nyata. Dia datang dengan senyumnya yang khas. Sesekali dia tertawa, entah menertawakan apa. Tapi dalam mimpi itu kami berbincang tentang banyak hal. Sesuatu yang sepertinya saya kenal.

Tapi itu hanya dalam mimpi. Kenyataannya, si gajah itu tidak ada di dunia nyata saya. Mungkin pernah ada. Tapi lalu menghilang. Jangan tanya saya kemana perginya, karena saya tidak tahu. Mungkin kembali ke hutan, mungkin juga dia menemukan kandang yang nyaman. Entahlah.

Saya jadi berpikir. Jangan-jangan selama ini saya hanya bermimpi? Kata Cobb (Leonardo Dicaprio) dalam film Inception, kita tidak pernah menyadari kalau kita sedang bermimpi sampai kita berada di pertengahan cerita. Persis. Saya tidak ingat kapan saya mulai mengenal si gajah. Bagaimana atau darimana datangnya si gajah. Saya tidak ingat. Yang saya ingat, tiba-tiba kami sering bersama. Yang saya ingat hanya saya merasa senang dengan kehadirannya. Yang saya ingat betapa saya tidak ingin berpisah dengannya. Itu saja. Saya hanya bermimpi. Selama ini hanya mimpi. Lalu saya terbangun dari mimpi panjang yang menyenangkan. Tidak ada si gajah. Hanya ada saya sendirian. Ditinggalkan.

Si gajah sudah pergi. Mungkin dia marah. Mungkin juga bosan. Mungkin saya terlalu memaksanya untuk tinggal padahal mungkin dia tidak berencana tinggal di sini. Mungkin kemarin dia hanya mampir, beristirahat sambil lewat. Mungkin dia ingin meneruskan perjalanannya lagi, menuju tempat tujuan yang pasti. Tujuan yang dia rencanakan semula.

Saya sempat melihatnya. Sebenarnya saya mencarinya dan menemukannya. Saya melihatnya di sana. Di sebuah taman penuh bunga. Dia bersama seekor gajah lainnya, tertawa bersama. Ah saya tahu… Mungkin ini yang selama ini dia tunggu. Pantas dia selalu menghitung waktu. Sayangnya, dia tak pernah bicara tentang itu. Mungkin malu. Mungkin juga tak perlu. Salah saya sendiri tidak mencari tahu.

“Hei Gajah, apakah saya membuatmu tidak nyaman? Saya hanya ingin berteman, bermain bersama, tertawa, berbagi cerita.”

Sudahlah. Tidak ada gunanya mengganggu si gajah. Tak perlu sedih, tak perlu merasa kehilangan. Karna si gajah pun tidak. Cukup melihat saja, sekedar mengetahui bahwa dia baik-baik di sana. Bahagia. Itu saja. Sehingga saya tidak perlu lagi memikirkannya. Tidak perlu memikirkan gajah. Jangan pernah.”

*re-post dari http://diantarawaktuluang.wordpress.com/2012/05/14/jangan-pikirkan-gajah/


Ahhhh ini suguhan paling menyentuh, *mengapa? Rasa-rasanya saya pernah mengalami kisah seperti itu. Mari merenung! TIDAK ADA GUNANYA MENGGANGGU SI GAJAH! “Sudahlah. Tidak ada gunanya mengganggu si gajah. Tak perlu sedih, tak perlu merasa kehilangan. Karna si gajah pun tidak. Cukup melihat saja, sekedar mengetahui bahwa dia baik-baik di sana. Bahagia. Itu saja. Sehingga saya tidak perlu lagi memikirkannya. Tidak perlu memikirkan gajah. Jangan pernah.” Terimakasih kaka senior, ah love yaaa :’)