Welcome may! Please be my month, Muach! :*
Setiap bulan mei itu selalu keinget kisah titik
koodinat 6°LU - 11°'LS. Titik itu yang menjadi titik dimana posisi Indonesia
berada dan titik dimana kisah dua orang remaja labil memulai kisah mereka
(dulu). Kisah dimulai dari dari 6°LU, tepatnya pada tanggal 6 mei terlahirlah
seseorang yang sampai saat ini aku sebut Miracle
dan untuk 11°'LS, tepatnya pada tanggal 11 mei terlahirlah seseorang yang
(dulu) dia sebut Angel . Alay memang,
tapi sungguh dulu itu indaaaah banget! :’D
Dari percakapan melalui media teleponlah kisah
mereka dimulai. Suatu malam dimana telpon genggam ku berteriak-teriak riuh dan
meminta ku untuk sekedar menyentuhnya dan memperlakukannya sebagaimana fungsinya,
ya - menelpon. Seketika suara segerombolan anak-anak cowo yang masih dalam tahap
pencarian jati diri itu terdengar dari ujung telepon dan menggagu ketentraman pendengaranku.
Percakapan yang aku anggap risih dan amat mengganggu itu berlangsung cukup lama
dan amat berhasil memancing luapan emosi sigadis polos pada malam itu. Disini jelas
bahwa tujuan mereka menelpon adalah mengganggu ketentraman sigadis polos ini.
Kejadian ini selalu terulang disetiap malamnya selama beberapa hari. Sungguh sangat
mengganggu, namun kepolosan ini tidak mengijinkan mereka untuk berhenti
mengganggu ketentraman disetiap malamnya. Malam-demi-malam nampaknya mereka
sudah kehabisan akal untuk menggagu ketentraman malam ku atau mungkin sudah
kehabisan pulsa atau apalah itu, tepatnya aku tidak tahu dan gangguan itu mulai
berakhir.
Pada suatu malam, beberapa hari setelah
kejadian itu berakhir, teleponku kembali menjerit dan memberitahu ku bahwa
seseorang ingin bercakap dengan ku malam itu. Seketika terbesit pikiran bahwa
segerombolan anak-anak cowo yang entahberantah dari mana asalnya lah yang
menelponku. Namun ternyata salah, diujung telepon terdengar suara sesosok cowo
yang cukup manis menurutku, menyapa dengan nada kegugupan. “hallo.. selamat malam, maaf ganggu .. | ya,
malam.. siapa ya? | hmm, em… aaa.. “ hihi amat lucu dan aku pun bingung dibuatnya, entah apa yang hendak ia
biacarakan. Aku tak mengerti. Beberapa detik sudah berlalu nampaknya seseorang
diujung telepon disana masih amat gugup untuk memulai percakapannya *krikkrikkrik*,
baiklah sebagai cewe yang jentelmen #nahloh
aku memulai percakapan lagi dengan nada sedikit risih dan setumpuk
penasaran. “Hallooooh! Siapa sih? Mau apa
ya malem-malem nelpon? Mau ngucapin selamat malam doang atau gimana? Hmmm pelis
deh jawab jangan diem gtu terus. Oh mau pamer pulsa atau gimana gtu?
|@#$%*2#$)($*% .. Sssst! Berisik banget ge ih! | Oops! Maaf.. *malu* |Hai cewe
manis yang suaranya imut banget | haha ini siapa? |aku … *sensor* maaf yah
kemaren-kemaren sempet gangguin kamu malem-malem | oh jadi ini salah satu
anggota segerombolan anak cowo rese itu. Mau apa lagi? *jutek* | yap, mau minta
maaf.. | ya gapapa ko, ko tau no ini. Dari siapa ya? |*kemudianjujur* dari …
*sensor* | Oh!” blablabla… setelah
itu aku tahu dalang dibalik semuanya, ya, dia teman sekelasku yang bisa dibilang
cukup dekat dan selalu menggodaku dengan bakat menjengkelkan yang dia miliki.
Percakapan yang tadinya menyebalkan dan amat
menggaggu itu menjelma menjadi percakapan yang selalu aku tunggu setiap
malamnya. Sungguh amat menyenangkan mendengar rangkain kata-katanya yang manis
dan mampu membuat senyum ini mengembang dan berbinar. Kini percakapan itu tidak
hanya berlangsung melalui peerbincangan ditelepon saja, dia mulai sering
mengirimkan pesan singkat yang menurutku itu amat manis.
Singkat cerita, kini kita mulai mempunyai
status yang jelas dan menyenangkan. Bukan hanya sekedar teman. Banyak waktu
yang telah kita lewati bersama, banyak cerita yang telah kita ukir, hal-hal
indah yang mungkin tidak bisa terlupakan telah kita rajut. Halah.. tapi sayang kisah-kisah
indah itu harus terhenti saat satu masalah melanda hubungan kita.
Karna teman
lah kisah ini dimulai dan karna teman pula lah kisah ini berakhir. Tragis. Kita
(tepatnya dia) memutuskan untuk mengakhiri kisah-kisah ini. Dua hari setelah
tanggal 6 dan dua hari sebelum tanggal 11, tepatnya tanggal 9 mei kita
mengakhiri semuanya. Ini ga adil banget. Tanggal 11, tanggal yang mungkin
harusnya jadi momen spesial menjadi tanggal dimana aku sangat merasa terpuruk. Rencana
yang telah kita susun kini hancur dan tak berbentuk. Kalo dipikir-pikir sih alasan
kenapa kita putus itu ga logis tapi ya apa boleh buat, nasi sudah dimakan #eh.
Seseorang yang selalu memberiku semangat,
dukungan dan perhatian yang amat tulus kini tlah pergi. Satu alasan yang mampu
menghentikan tangisan dan kesedihanku kini menjadi satu alasan yang selau
membuatku menangis dan bersedih karnanya. Setelah dia pergi, aku baru merasakan
apa itu yang selama ini disebut ke-hi-la-ngan. Tepat sekali, ke-hi-la-ngan. Dan
setelah itu, rasa penyesalan pun mulai timbul menuduh dan menghantui,
kepergiannya itu sebabku, sebab pengabaian ku, sebab ke-egoisanku, sebab
kekanak-kanankan ku, sebab ini, sebab itu ….. STOP! Jangan sudutkan aku. Cukuplah
aku menangis karna kepergiannya. Ya aku sadar, tak jarang aku mengabaikan dan
tidak memperdulikan perhatian dan rasa khawatirnya.
Cukuplah ceritanya, endingnya ga bagus! Sungguh.
Itutuh yah kejadian TIGA TAHUN YANG LALU tapi tetep aja sampai saat ini masih
nyesek dibuatnya. Derai air mata, tawa geli dan senyum manis selalu jadi
pengiring setia dimana kisah itu teringat kembali. Ya namanya juga “keajaiban”.
Still I Love youuuuu :’D #nowplaying: kahitna-mantan terindah ~